Focus Group Discussion Percepatan Penaggulangan Kemiskinan di Prov. Jawa tengah

By ADMINBAPPEDA 31 Jan 2025, 08:32:12 WIB Bidang PPMPSDAIK

Berita Terkait

Berita Populer

Focus Group Discussion Percepatan Penaggulangan Kemiskinan di Prov. Jawa tengah

Kemiskinan adalah isu multidimensional yang memerlukan pendekatan holistik dan kolaboratif. Upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya tentang bantuan sosial semata, tetapi juga mencakup, 1) Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja; 2) Penguatan sektor ekonomi masyarakat melalui UMKM; 3) Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan; 4) Pembangunan infrastruktur yang mendukung keterjangkauan layanan dasar; 5) Inovasi dalam sistem pendataan penduduk miskin agar intervensi lebih tepat sasaran.

Dalam diskusi ini, terdapat tujuh materi yang disampakan oleh narasumber. Yang pertama dari BPK RI menyampaikan mengenai hasil pemeriksaan BPK terhadap kinerja penaggulangan kemiskinan di Jawa Tengah. Pemeriksaan dilakukan tahun 2022 terkait Kinerja atas Upaya Pemerintah Daerah Untuk Menanggulangi Kemiskinan Tahun 2021 Pada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah disampaikan oleh Asisten Kesra Setda Prov Jateng bahwa Persentase Penduduk Miskin pada September 2024 sebesar 9,58 persen, turun 0,89 persen poin di bandingkan periode Maret 2024 (jumlah penduduk miskin 3.396,34 ribu orang, turun sebesar 307,99 ribu orang terhadap Maret 2024). Kemiskinan di Jawa Tengah s/d Tahun 2024 (September) masih dominan di perdesaan, yaitu sebesar 10,45 persen sedangkan di perkotaan 8,83 persen. KE menurun 0,86 %, dari 1,97% (2022) menjadi 1,11% (2023). Sedangkan 2024 turun 0,22 dari 1,11% (2023) menjadi 0,89% (2024, estimasi oleh BPS). Strategi Pengurangan Kemiskinan Jawa Tengah antara lain:

  1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin. Strategi ini diselenggarakan melalui program bantuan sosial dan jaminan sosial              
  2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin serta mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil. Strategi ini diselenggarakan melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat serta pemberian akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
  3. Meminimalkan wilayah kantong kemiskinan serta sinergi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Strategi ini adalah sinergi kebijakan untuk pemenuhan infrastruktur dasar mendukung peningkatan produktivitas serta pemberdayaan masyarakat.

Pemaparan ketiga oleh BPS, mengenai Kebijakan Pendataan Kemiskinan di Jawa Tengah. Susenas Maret 2025 mencakup sampel sebesar 345.000 rumah tangga di 38 provinsi dan 514 kab/kota. Pemanfaatan data susenas adalah Perencanaan dan evaluasi program pembangunan nasional, Perencanaan dan evaluasi program sektoral (Kementerian/Lembaga) Penyediaan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Astacita

Mengubah aspek perilaku masyarakat adalah kunci dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah. Perubahan ini memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan kolaborasi multi-pihak. Rekomendasi dari untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah yaitu 1) Perlunya perbaikan kualitas data. Perlu dilakukan pilot project pada level desa untuk membuat database lokal. 2) Pemerintah daerah perlu meningkatkan akses edukasi dan pelatihan berbasis masyarakat. 3) Program pemberdayaan ekonomi harus fokus pada sektor-sektor unggulan lokal. 4) Kolaborasi dengan berbagai lembaga baik LSM, Lembaga pendidikan untuk menghasilkan inovasi program pengentasan kemiskinan berbasis perilaku.