Tinjauan Lapangan Guna Persiapan Paparan Lomba Hari Habitat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025

By bidang_epw 10 Jan 2025, 15:13:07 WIB Bidang PPMPSDAIK

Berita Terkait

Berita Populer

Tinjauan Lapangan Guna Persiapan Paparan Lomba Hari Habitat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025

Sebagai bagian dari persiapan ekspose lomba hari habitat tahun 2025 yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 08 Januari 2025, Pokja PKP Kabupaten Purworejo melaksanakan tinjauan lapangan ke Desa Semagung Kecamatan Bagelen dan Kelurahan Keseneng pada hari Senin 6 Januari 2025 pada pukul 13.00 WIB. Tinjauan pertama dilakukan di Desa Semagung Kecamatan Bagelen. Desa Semagung dipilih sebagai lokasi best practice lomba Hari Habitat Kabupaten Purworejo karena pembangunan di Desa Semagung dianggap sudah mengadopsi pembangunan berketahanan iklim. Desa Semagung dianggap menjadi desa yang paling sesuai dengan penerapan konsep perubahan iklim, dimana dari pihak masyarakat desa dan pengampu wilayah sudah mengupayakan terkait ketahanan terhadap bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Beberapa best prectice yang ada di Desa Semagung diantaranya : a) Mitigasi Bencana Tanah Longsor. Berada pada dataran sedang dengan ketinggian 150mdpl membuat wilayah Desa Semagung beresiko terjadinya tanah longsor ketika curah hujan yang turun intensitasnya cukup tinggi. Menyikapi kejadian tersebut, terdapat upaya adaptasi maupun mitigasi berupa pemasangan sistem peringatan dini bencana longsor. Selain itu, upaya lain berupa penguatan struktur bangunan yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Masyarakat setempat menganggap bahwa bencana longsor dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga upaya-upaya mitigasi dilakukan agar meminimalisir banyaknya korban jiwa. Selain bencana longsor, perubahan iklim yang ada juga berdampak pada terjadinya bencana lain yaitu banjir dan kekeringan. Pada bencana banjir adaptasi yang dilakukan melalui pembangunan sarana dan prasarana pengendali bencana banjir. b) Pengelolaan Air Bersih. Desa Semagung termasuk ke dalam wilayah yang diasumsikan terdampak kekeringan pada puncak musim kemarau dan mengalami kesulitan air. Oleh karena itu, masyarakat Desa Semagung sudah menerapkan adaptasi berupa :1) Pemanenan air hujan. Pemanenan air hujan melalui instalasi pemanenan air hujan (IPAH) dan kolam penampung air. Terdapat dua unit IPAH yang terpasang yang merupakan bantuan dari Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2024. Masing-masing IPAH mempunyai kapasitas 1.550 L. Air hujan hasil pemanenan direncanakan dapat melayani penduduk di Dusun Semagung Wetan. 2) Perlindungan mata air. Perlindungan mata air berupa pembuatan struktur pelindung mata air, penanaman pohon/vegetasi di sekitar mata air dan pembentukan aturan lokal tentang pemeliharaan mata air. 3) Penghematan penggunaan air.. Penghematan penggunaan air dilakukan dengan menggunakan kembali air yang telah digunakan untuk keperluan tertentu seperti menyiram tanaman, air wudu untuk mengisi kolam, dan sebagainya. Selain itu, penghematan air di Desa Semagung menggunakan watermeter agar penggunaan air dapat dikontrol. c). Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah di Desa Semagung sudah didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sarana berupa bak sampah pemilah yang sudah disediakan di tiap RT yaitu sejumlah 12 unit. Bangunan pemilah sampah dibangun secara berkala dengan dana desa yaitu pada tahun 2023 sebanyak 6 unit dan di tahun 2024 sebanyak 6 unit. Untuk operasional pengangkutan sampah juga telah disediakan oleh pihak desa berupa motor pengangkut sampah. Selain menyediakan sarana persampahan, Desa Semagung juga memiliki bank sampah bernama “Ngudi Berkah”. Bank sampah “Ngudi Berkah” Desa Semagung berdiri di bulan Januari 2021 dan memiliki sekretariat di Dusun Karang Tengah RT 03 RW 03. Kegiatan bank sampah Desa Semagung meliputi pemilahan dan penimbangan, dimana sampah anorganik dijual kembali kepada pengepul. Upaya pengelolaan sampah juga dilakukan melalui pengolahan sampah bekas botol plastik dan bungkus plastik lainnya untuk dibuat tas, dompet dan pot tanaman mozaik. Selain itu, pemanfaatan bungkus plastik juga dijadikan foto mozaik. Selain penyediaan sarana dan prasarana, pihak desa juga memfasilitasi adanya pelatihan pengolahan sampah organik dengan pengomposan, pembuatan pupuk cair, dan pembuatan magot.         d). Program Ketahanan Pangan. Selain pengelolaan sampah sebagai wujud nyata dalam menjaga lingkungan, warga masyarakat Desa Semagung juga memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman sayur-mayur, tanaman hortikultur lainnya dan pembuatan kolam budidaya ikan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk sayur mayur dan hortikultur disebut sebagai “demplot” yang dilaksanakan di setiap RT dan dikelola oleh kelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam dasawisma. Selain itu, melalui program desa juga dikembangkan budidaya ikan lele dan nila yang dikelola oleh masyarakat setempat. Program kampung iklim yang diterapkan di Desa Semagung telah memunculkan kesadaran akan perubahan iklim yang terjadi yang berdampak secara luas terhadap lingkungan. Terjadinya bencana banjir, longsor dan kekeringan mulai disadari sebagai bagian dari efek yang ditimbulkan akibat perubahan iklim. Sehingga perangkat desa bersama dengan masyarakat bersama-sama menerapkan konsep perubahan iklim melalui perlindungan mata air, penampungan air hujan, penanaman vegetasi dan penyusunan peraturan desa untuk perlindungan lingkungan hidup di Desa Semagung.
Keberhasilan penerapan program kampung iklim di Desa Semagung terlihat tidak hanya dari upaya perlindungan mata air dan upaya lain terkait konservasi air, melainkan pola-pola yang diterapkan untuk ketahanan pangan dalam rangka upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Pemanfaatan lahan-lahan pekarangan penanaman hortikultura merupakan salah satu bentuk manfaat yang diterima, dimana dari hasil penanaman sayur mayur dapat dijual di lingkungan RT setempat. Hasil penjualan dikelola oleh dasawisma sebagai uang kas dan dibelanjakan kembali untuk membeli bibit tanaman. Selain dijual, hasil penanaman juga dikonsumsi sendiri sehingga dapat meminimalisir uang belanja harian. Selain hasil sayur mayur yang dikonsumsi sendiri dan dijual, Desa Semagung juga menghasilkan produk UMKM dari program ketahanan pangan antara lain krekel temu lawak, pati temu lawak, keripik pisang, abon lele dan susu kambing. (/fse)