Diseminasi Model Irigasi Hemat Air AWD

By bidang_epw 29 Nov 2022, 10:06:47 WIB Bidang PPMPSDAIK

Berita Terkait

Berita Populer

Diseminasi Model Irigasi Hemat Air AWD

Pada Kamis, 10 November 2022, diselenggarakan diseminasi hasil penelitian sekaligus memberikan sosialisasi penggunaan sistem Alternate Wetting and Drying (AWD) dalam sistem pengairan sawah di Desa Krandegan. Rapat ini dilakukan dihadiri  DKPP, Penyuluh Pertanian, Para Petani di Desa Krandegan, Gapoktan, dan UMP sebagai peneliti.  Pengairan di desa krandegan mengandalkan air hujan, namun sekarang sudah menggunakan pompa air untuk sistem pengairan. Melalui kegiatan diseminasi ini diharapkan penerapan sistem AWD dapat berjalan dengan baik untuk mengairi sawah-sawah di Desa Krandegan maupun desa-desa lain untuk efisiensi penggunaan air. AWD (Alternate Wetting and Drying) merupakan metode pengelolaan pengairan sawah berselang yang dapat diukur secara praktis. Pengairan basah-kering dengan mengatur air pada kondisi tergenang atau kering secara bergantian. AWD merupakan Irigasi teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) sistem pertanian cerdas yang ramah iklim. Teknologi pengairan AWD ini dikembangkan oleh IRRI (International Rice Research institute) pada tahun 2009 di Philipina.  Hasil penelitian Balai Penelitian Lingkungan (Balingtan) di Kebun Percobaan Balingtan, kelangkaan air di lahan sawah dapat ditekan bahkan dapat dihindari salah satunya dengan menerapkan teknologi AWD.  Teknologi AWD mampu menghemat penggunaan air irigasi sebesar 15 - 25 % dan menekan emisi gas rumah kaca antara 35 - 38 % tanpa menurunkan hasil panen.

Manfaat pengaplikasian AWD antara lain:

  1.  
  • Menghemat penggunaan air
  • Mengurangi pertumbuhan gulma
  • Meningkatkan ketersediaan oksigen bagi akar tanaman (menciptakan lingkungan yang kaya oksigen) sehingga mengoptimalkan penyerapan nutrisi pupuk
  • Menjaga kelembaban sawah sehingga tidak cocok bagi perkembangan hama penyakit tanaman seperti wereng dan keong sawah.

Sistem Irigasi Metode AWD lebih hemat 20 % dibandingkan metode menerus. Model sistem irigasi dengan metode AWD yaitu pompa menyala 8 hari kemudian 3 mati secara berganti selama musim tanam (75 hari), lebih efisien dalam pemeliharaan pompa dibanding dengan eksisting yaitu pompa menyala selama 10 hari kemudian 3 mati.  4. Penerapan jadwal tanam untuk masing-masing blok, sangat menentukan efisiensi penggunaan air irigasi. Diperlukan perbaikan saluran irigasi dengan menggunakan beton akan memperlancar suplai air sampai dengan petak sawah, serta nilai efisiensi akan jauh lebih tinggi.