Rapat Koordinasi Pembahasan dan Penyusunan Dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan (PSETK) Daerah Irigasi Ploro

By bidang_epw 07 Des 2020, 09:35:16 WIB Bidang PPMPSDAIK

Berita Terkait

Berita Populer

Rapat Koordinasi Pembahasan dan Penyusunan Dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan (PSETK) Daerah Irigasi Ploro

Pada hari Jum'at, tanggal 04 Desember 2020, Bappeda Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Rapat koordinasi pembahasan dan penyusunan dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan (PSETK) Daerah Irigasi Ploro. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari DPUPR, DPPKP, UPT PJI Wilayah Purwodadi, Mantri Pengairan DI Ploro, Koordinator PPL Wilayah Bayan, Ketua GP3A/P3A/Poktan dan Gapotan di wilayah Daerah Irigasi Ploro, KTPM/TPM IPDMIP dan Supporting Staf IPDMIP.

PSETK merupakan dokumen yang digunakan sebagai data dasar penyusunan rencana dan program peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada suatu Daerah Irigasi. Oleh karena itu keberadaannya menjadi sangat penting. PSETK mendeskripsikan profil sosial, ekonomi, teknis dan kelembagaan terhadap suatu daerah irigasi. Penyusunan PSETK sebaiknya dilakukan sebelum penyusunan dokumen Survey Investigasi Design (SID). Dokumen PSETK merupakan salah satu Disbursement Link Indikator (DLI) untuk Program IPDMIP, yaitu DLI-3.

Pada tahun 2020, Kabupaten Purworejo menargetkan menyusun 5 dokumen PSETK kewenangan kabupaten yaitu DI Penungkulan, DI Ploro, DI Jrakah, DI Kalimeneng Kiri dan DI Kedondong. Tahapan-tahapan telah dilaksanakan mulai dari penyusunan Tim Penyusun PSETK, sosialisasi Tingkat Kabupaten, sosialisasi tingkat Daerah Irigasi dan penelusuran jaringan. Setelah dilaksanakan kegiatan FGD dilanjutkan dengan Finalisasi Dokumen PSETK. 

Beberapa permasalahan mendasar di bidang sosial ekonomi di daerah Irigasi Ploro yaitu rendahnya tingkat pendidikan petani, sehingga kurang rensponsif dalam menyerap teknologi pertanian yang baru. Tingkat usia petani yang rata-rata didominasi umur diatas 50 tahun, yang mengakibatkan dari sisi produtivitas sudah sangat menurun dan kemampuan adaptasi dengan pengelolaan pertanian kekinian yang efisien menjadi lamban. Kondisi yang cukup memprihatikan adalah jumlah dan status kepemilikan lahan pertanian yang semakin mengecil dan cenderung semakin mengecil dikarenakan beberapa faktor ekonomi dan waris, sehingga luasan lahan pertanian mereka semakin mengecil dan tentu saja secara langsung berdampak terhadap pendapatan petani. Pada aspek teknis, terdapat sedimentasi pada hulu bangunan bendung. Selain itu juga banyak terdapatnya vegetasi liar dan sampah di sepanjang saluran. Pada lining, di beberapa spot terdapat kerusakan pada pasangan. Dan masih ada saluran yang berupa tanah. Pada aspek kelembagaan, masiih banyaknya P3A yang tidak aktif. P3A hanya aktif jika mendapatkan program dari pemerintah. P3A belum menjalankan program kerja dan AD/ART yang ada.

Beberapa rekomendasi yang diusulkan diantaranya penggantian pintu pada bangunan penguras yang eksisting masih berupa kayu. Selain itu ada perbaikan pada lapisan permukaan mercu bangunan bendung, pengangkatan sedimentasi, pembersihan vegetasi dan sampah serta perbaikan pasangan di saluran. Sedangkan rekomendasi pada aspek kelembagaan yaitu lebih intensnya diadakan pelatihan peningkatan kapasitas P3A/GP3A/Poktan/Gapotan, pelatihan teknis operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan peningkatan usaha ekonomi produktif. (/fse)