Paparan Pendahuluan Riset Partisipasi Masyarakat untuk Pemberdayaan Petani di Purworejo

By muji t handoyo 04 Nov 2024, 11:08:49 WIB litbang

Berita Terkait

Berita Populer

Paparan Pendahuluan Riset Partisipasi Masyarakat untuk Pemberdayaan Petani di Purworejo

Purworejo, 24 September 2024 – Bappedalitbang Kabupaten Purworejo menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait paparan pendahuluan Riset Unggulan Daerah di bidang Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Petani. Dipimpin oleh Sri Palupi, SE., MM., acara ini menghadirkan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada serta perwakilan dari DP3APMD, DKPP, DinKUKMP, DinLHP, dan Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Jamhari, memaparkan penelitian berjudul "Kajian Pengembangan Model Kelembagaan Korporasi Petani Berbasis Local Knowledge dan Local Wisdom." Dr. Jamhari menyampaikan, kelembagaan petani di Purworejo perlu bertransformasi dari struktur tradisional menjadi korporasi yang lebih mandiri. Dalam kajian ini, beberapa kecamatan, termasuk Kemiri, dipilih sebagai lokasi riset. Petani yang menjadi responden umumnya memiliki luas lahan hingga 1.200 m², dengan pendapatan tahunan dari pertanian mencapai Rp 25 juta. Sementara itu, Muh Nasir menyoroti peran Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di Kecamatan Kemiri yang telah membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui sistem resi gudang, memungkinkan penjualan gabah dengan harga lebih tinggi. Meski pencatatan keuangan masih minim, keterlibatan petani dalam BUMP menunjukkan peningkatan kesediaan mereka untuk mengelola lahan secara produktif.

Tanggapan peserta memperkaya diskusi. Perwakilan Bagian Perekonomian mengapresiasi peran BUMP, meski diakui sistem resi gudang masih perlu diperbaiki agar lebih stabil. DKPP mengangkat masalah kurangnya informasi bagi petani terkait asuransi pertanian, yang menjanjikan kompensasi hingga Rp 6 juta per hektar jika terjadi gagal panen. Namun, proses pendaftaran yang rumit membuat banyak petani enggan mendaftar.

Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan menyampaikan bahwa di Kecamatan Bener, koperasi petani telah berkembang di luar sektor pertanian, termasuk dalam simpan pinjam dan usaha kemasan air minum. Kepala Bidang Litbang Bappedalitbang mengingatkan pentingnya penggunaan kearifan lokal dalam riset ini, serta meminta rekomendasi jelas tentang bentuk kelembagaan dan intervensi yang dapat dilakukan pemerintah. FGD diakhiri dengan dukungan penuh dari Sri Palupi terhadap riset ini, mengharapkan pengembangan model pemberdayaan petani berbasis kelembagaan yang kuat dan partisipasi aktif masyarakat di Kabupaten Purworejo. (hsn/yan)